Sabtu, 17 November 2012

Kisah Nelayan Pemburu Mayat

Kisah Nelayan Pemburu Mayat, berita ini sangat aneh, dengan orang yang berani memburu mayat di sungai, orang itu sangat tidak takut dengan mayat-mayat yang ditemukannya di sungai oleh dirinya. Padahal mayat-mayat itu sangat membuat orang-orang menjadi terkejut, tetapi pemburu mayat itu sangat tidak terkejut sedikitpun dengan puluhan mayat yang ia telah ditemukan.
Pekerjaan yang dilakukan seorang nelayan di China ini barangkali paling aneh di dunia. Wei Xinpeng, nama pria itu, biasa berburu mayat di Sungai Kuning. Wei, seperti diungkapkan oleh laman BBC, kerap memulai harinya dengan nongkrong sambil merokok di tepi sungai. Matanya mengamati air Sungai Kuning yang keruh. Dia yakin, sungai itu pasti selalu menyimpan mayat manusia, entah korban kecelakaan, dibunuh, atau pun bunuh diri. Dan ia juga selalu merhatikan mayat yang baru saja terbuang kesungai, jadi nelayan pemburu mayat itu selalu tau akan mayat yang menjadi buruannya.
Lelaki nelayan pemburu mayat itu beumur 55 tahun, sepertinya dia hapal aliran sungai, dan dia jeli melihat ke mana arus membawa mayat-mayat yang tenggelam di sungai itu. Biasanya, Wei mendayung perahunya ke dekat satu jembatan kecil di hilir. Di sana, biasanya mayat “parkir” sebentar, karena tersangkut di celah besi jembatan. Dalam tujuh tahun terakhir, mencari mayat kini adalah kegiatan rutin Wei. Dia menjual temuannya itu ke kerabat mayat bersangkutan. Pemburu mayat itu sangat memberi penghargaan kepada mayat tersebut, karena mungkin pemburu mayat itu merasa sudah terbiasa untuk memberi penghargaan kepada si mayat.
Wei pemburu mayat itu mengaku telah mengumpulkan sebanyak 500 mayat dari dasar sungai ditempat Wei berburu mayat. Orang-orang mati yang telah di temukan Wei itu tewas dengan cara mengenaskan. Dia mengumpulkan mayat temuannya itu di satu teluk kecil yang tak tersentuh arus. Mayat-mayat beragam bentuk itu ditumpuk di sana. BBC melaporkan, di teluk kecil itu ada empat mayat yang tubuhnya telah kaku, dengan kepala tertelungkup ke bawah. Setiap kali berhasil menangguk mayat, Wei mengumumkannya di koran lokal. Dia menyebut ciri fisik mayat itu, sehingga kerabat yang bersangkutan dapat segera mengenalinya. Biasanya, kerabat si mayat akan menelepon Wei, dan meminta diantarkan ke tempat dia menyimpannya. Wei selalu mengantarkan mayat-mayat itu ketempat kerabatnya mayat yang ditemukan Wei ditempat pemburu mayat itu.
Wei membawa kerabat si mayat ke teluk kecil itu. Dia memasang sedikit tarif untuk jasa membalikkan tubuh si mayat agar wajahnya dapat terlihat. Jika kerabat mayat ingin membawanya pulang, maka mereka harus membayar uang tebusan sebesar lebih dari US$500, atau sekitar Rp. 4,4 juta. Wei mengatakan, selama ini dia telah menjual sekitar 40 mayat. Tapi terkadang, keluarga mayat enggan membayar, dan pulang tanpa membawa jenazah yang ditemukan Wei. Wei pernah mengalami ada orang yang sedang mencari anaknya, tetapi disaat Wei memberikan mayat anaknya itu, orang tua mayat anak itu, hanya melihat sebentar saja, dan orang tua itu tidak membawa anaknya untuk pulang, kemudian orang tua dari mayat yang telah ditemukan Wei, meninggalkannya dengan tidak mengucapkan apa-apa sama anaknya yang telah menjadi mayat itu.
Jika sudah begini, Wei terpaksa harus menguburkan mayatnya secara pantas. Soalnya, pemerintah akan membiarkan mayat temuannya membusuk tanpa melakukan apapun. Wei mengatakan apa yang dia lakukan bukan semata-mata karena uang, tapi karena alasan lebih pribadi. Dia pun berkisah. Pekerjaan ini, kata Wei, bermula dari usahanya untuk mencari anaknya sendiri, yang tenggelam di Sungai Kuning. Wei pun terpaksa melakukan pekerjaan seperti itu, karena anak Wei pun tenggelam disungai tempat Wei berburu mayat, tetpi sampai saat ini anak Wei masih belum di temukan oleh Wei sendiri, Wei pun merasakan sedih banget dengan anaknya yang belum ditemukan oleh Wei. Maka dari itu Wei melakukan pekerjaan seperti itu atau bekerja menjadi nelayan pemburu mayat disungai.
Kisah Nelayan Pemburu Mayat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar