Pancasila yang selama ini menjadi landasan dasar negara Indonesia kini
semakin terlupakan. Maka dari itu, untuk mewujudkan kembali ideologi
Pancasila yang dapat diikuti oleh semua bangsa Indonesia, Menteri
Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh menyatakan bahwa Pancasila akan
kembali masuk kurikulum pendidikan mulai tahun depan. Jadi, Pancasila
akan menjadi pelajaran sekolah dari mulai sekolah dasar hingga perguruan
tinggi. Meski begitu, Nuh mengatakan bahwa nama untuk mata pelajarannya
itu belum dapat ditentukan. Namun, yang pasti secara eksplisit akan ada
Pancasila. “Saya sudah buat tim untuk melakukan kajian terhadap hal
itu,” ujar Nuh.
Sejak
dirinya masuk Kabinet Indonesia Bersatu II, sebenarnya Nuh sudah
diminta oleh Presiden SBY untuk memikirkan pola pendidikan Indonesia
yang tak melulu kognitif, namun juga termaduk di dalamnya pendidikan
kepribadian dan peradaban. “Oleh karena itu, kami sudah meninjau
kurikulum dan sudah menyiapkan pendidikan yang menekankan pada
pendidikan karakter,” tambah Nuh.
Pendidikan karakter tersebut dilakukan dengan tujuan mencegah
disintregasi bangsa, aksi kekerasan atas nama kelompok tertentu dan
agama. Semua itu dapat terwujud jika pendidikan karakter sukses
menumbuhkembangkan rasa cinta dan bangga terhadap Indonesia. Nuh
melanjutkan, hilangnya pemahaman ideologi bangsa, Pancasila, pada anak
didik negeri ini akibat dari konsekuensi logis perubahan kurikulum dan
sistem pendidikan nasional yang berlangsung sejak 2003. Kala itu,
inklusivitas ideologi Pancasila dalam mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan diganti dengan Pendidikan Kewarganegaraan.
Sejak saat itu, kata dia, praktis Pancasila mulai tak lagi dihayati
oleh anak didik, karena tak diajarkan secara langsung di sekolah-sekolah
dan lembaga pendidikan lainnya. “Untuk itu, perlu reaktulasisasi dan
revitalisasi nilai-nilai Pancasila. Pendidikan Pancasila untuk
masyarakat juga akan kami galakkan lagi. Hanya saja, formatnya bukan
seperti P4 yang sangat dogmatis dan doktrinasi, tetapi lebih kepada
dialektis. Karena biar bagaimana pun, harus ada adaptasi dalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar